Minggu, 29 September 2013

pengamen jalanan



Dalam kehidupan sehari-hari hubungan manusia dengan manusia lain tidaklah selamanya berjalan lancar. Adakalanya semua berjalan dengan mulus api adakalanya juga adanya kesalahpahaman, perselisihan pertengkaran dan perselisihan antar individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta individu dengan kelompok. Lingkup kejadiannya tidak hanhya terjadi di skala yang kecil di tingkat keluarga dan lingkungan desa/ kelurahanpun demikian tetapi juga bisa terjadi dalam skala yang lebih besaar lagi di tingkat nasional maupun internasional. Dalam kajian psikologi sosial hal ini terjadi karena tidak adanya kesammaaan pandang terhadap suatu pola prilaku pada suatu struktur kelompok sosial. Masing-masing pihak merespon rangsangan sosial yang di terima dari lingunagan sosial, sehingga memunculkan sikap memilih atau menghindari sesuatu
Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat bahwa bagaimana manusia baik secara orang-seorangan maupun secara kelompok dan manusia dengan hubungannya dengan kelompoknya bertingkah laku.menurut saya sangat pentinglah psikologi sosial di terapkan di kehidupan masayrakat karena bisa menyatukan masyarakat tersebut. Saya mengambil contoh kehidupan pengamen jalanan.
Sering kali kita melihat pengamen jalanan yang berada di perempatan jalan yang setiap kita lewat pasti kita akan di nyanyikn sebuah lagu yang sedang populer di Indonesia mereka menyanyi dengan riang gembira terkadang juga mereka letih dan menyanyikan lagu tersebut dengan lelah karena mereka seharian mengamen dan setiap hari mereka sealu seperti itu di jalanan sampai kita pernah mendengar ada komunitas pengamen jalanan (KPJ) yang biasanya mereka mengamen menyanyikan lagu dari bang Iwan Fals. Karena dahulu sebelum Orang Indonesia (OI) sebutan bagi para pengagum karya Iwan Fals terbangun, bang Iwan adalah salah satu dari mereka (KPJ) lah di komunitas tersebut banyak emiliki banyak sekali ribuan bahkan jutaan pengamen yang tersebar di seluruh Indonesia komunitas tersebut banyak diisi oleh para kaum muda yang mereka seharusnya masih menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA)  namun karena terbatasnya biaya mereka harus turun ke jalan untuk menafkahi kehidupan sehari-hari. Mereka selalu tabah dan tekun untuk belajar memperbaiki nada, lirik sebuah lagu terkadang mereka juga merubah aransemen lagu yang asli dengan versi-versi yang lain semisal dangdut, rock, jazz, klasik dan sebagainya. Dengan modal sebuah gitar buntut mereka mempertaruhkan nasip di jalanan, terkadang mereka jalan jalan di rumah rumah para penduduk untuk mencari nafkah. Biasanya yang tergabung dalam pengamen jalanan hanya iseng-iseng ikut teman atau karena mereka ingin menyambi kerja agar bisa meringankan beban orang tua. Saya punya teman pengamen sebenarnya dia adalah putra seorang DPRD di daerah Jawa Timur. Namun karena dia mempunyai bakat di alat musik gitar maka dia memutuskan untuk mengamen agar bisa meringankan beban orang tua dia, suatu hari dia mengamen paada malam hari setelah beberapa jam mengamen tanpa sepengatahuan dia ternyata ada anggota kepolisian yang sedang mengawwasi dia atau bisa kita panggil intel. Akahirnya dia di tangkap oleh intel tersebut dan di giring menuju DINSOS (Dinas Sosial) di Surabaya karena dia adalah mahasiswa UNAIR  jurusan Manajemen. Dari crita tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kehidupan sebagai pengamen tidaklah mudah mereka berjuang melawan panasnya matahari di siang hari dan dinginnya malam. Serta harus melawan para oknum pemerintah karena di anggap penggganggu bagi mereka


IMAM AGUS FAITSAL /12410152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar