Minggu, 01 Desember 2013

cerita berdasarkan teori psikologi

                Ibu, merupakan orang yang memberikan kasih sayangnya yang tulus pada kita semenjak kita berada di dalam kandungan. Bayangkan saja, harus berapa kali ibu kita berkorban dan berusaha merawat kita dalam perutnya selama 9 bulan, kurang lebih. Berbagai cara akan ia lakukan demi menjaga sang buah hati, ruh yang telah ditiupkan Malaikat dalam janinnya.
                Ibu merupakan malaikat di dunia tanpa sayap yang selalu mengajarkan kebaikan kepada kita. Ibu sering kali bercerita saat – saat ketika aku masih kecil. Biasanya ibu berkata “dulu, waktu kamu masih kecil, jemari kamu lucu. Keciiill banget. Eeeh,, sekarang sudah sebesar punya ibu ya jemarinya. Ukuran sepatu saja sudah melebihi punya ibu.” Cara beliau menenangkanku saat menangis juga dengan gurauan seperti “aduh, kakak kok nangis sih, padahal waktu kecil kamu nggak pernanh nangis. Kalau mau nangis kamu biasanya menghadap ke lalgit, sambil mengusap-usap mata kamu trus kamu bilang. Ibu, aku nggak mau nangis, nanti air mataku habis.”
                Teramat banyak kenangan yang kulewati bersama ibu. Dia menjadi sosok sahabat ketika aku sharing tentang sahabat, teman, musuh, atapun cinta. Namun,belia juga tidak melupakan perannya sebagai seorang ibu saat aku mebutuhkan saran dan nasihatnya.
                Kasihmu yang tak pernah terbalas sebanyak kau mengasihiku ibu. Namun semoga kelak aku bisa merawatmu dengan kasih sayangku. J

Ringkasnya:
Seorang ibu sangat bermakna dalam kehidupan kita, setidaknya sampai beliau mengantarkan kita di dunia ini. Karena kasihsayangnya lah kita bisa bernafas hingga detik ini.
Teorinya:

Attachment (keterikatan) adalah bayi merespon seacara podsitif kepada orang tertentu, merasa lebih baik ketika dekat dengan mereka, dan mencari mereka saat mereka merasa ketakutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar